Tuesday, November 22, 2011

Untuk para 'pendengar'

Terlalu banyak merepotkan,
Teruntuk para 'pendengar' itu, ada hal yang tidak bisa langsung dikatakan.
Karena lisan terlalu sukar digerakkan ketika kedua mata ini, menangkap kasih sayang, perhatian, dan kesedihan yang tercermin di masing-masing sepasang bola mata milik kalian.
Aku tidak perlu menjelaskan lagi, berargumen, berdebat dengan suara-suara pikiran kalian.
Apa yang kalian sampaikan hari ini, diterima dengan baik oleh pikiran ini tidak seperti hari-hari sebelumnya. Tunggu pikiran ini mencernanya, dan mengaplikasikannya kelak. Butuh waktu.
Tidak ada peluh tetes itu lagi yang ingin tertuang dalam pembicaraan itu.
Kita hanya perlu hadir, biarkan siapa yang memulainya, siapa yang mulai berkata terlebih dahulu.
Biar yang lain cukupkan dengan mendengar, jika kita tak mampu berkata, buat apa dipaksakan? Hanya mendengar saja sudah lebih baik dari itu.
Jika yang berkata meminta untuk direaksikan perkataannya, maka bukalah mulut kita, berkata apa yang harusnya dikatakan.
Walau sebenarnya, diam yang mengudara diantara kita juga sudah turut berkata-kata.
Terimakasih, terimakasih karena telah menjadi 'pendengar' itu.

#27
Ada yang bilang,
Bahwa segenggam padi mampu digantikan satu buah ketela.
Ada yang bilang,
Dimana lilin mampu menggantikan cahaya lampu yang mati.
Ada pula yang bilang,
Bahwa bulan merupakan jelmaan matahari di malam hari.

Ada yang bilang,
Mati satu, maka tumbuhlah satu yang lainnya sebanyak seribu.
Ada yang bilang,
Sebungkus permen hanyalah wujud lain dari koin-koin yang kau miliki.
Dan ada yang bilang,
Bahwa kupu-kupu hanyalah ulat yang bermetamorfosa.

Tapi, tidakkah kamu mau merenung?
Apakah rasa segenggam padi akan sama dengan ketela?
Apakah terang yang diberikan seberkas lilin akan sama dengan satu lampu utuh?
Apakah sinar rembulan akan selalu setia menemani malammu? Layaknya sang mentari yang tiada lelah menyinarimu sepanjang hari.
Semua terlihat saling menggantikan, namun apakah semua itu utuh terganti?

Jika secangkir kopi kamu ibaratkan secangkir kehidupan,
Jika gula ialah gula, jika creamer tetaplah creamer,
Jika gula berperan sebagai pemanis,
Dan jika creamer menjadi pelengkapnya,
Mampukah kamu mengalihperankan mereka?

Jika semua perempuan pasti seorang ibu, dan lelakinya seorang ayah.
Mampukah seorang perempuan menggantikan peran ayah?
Dan mampukah seorang lelaki menjadi ibu?
Bukankah perempuan dan laki-laki juga sudah mempunyai perannya masing-masing?
Apakah kamu mampu mengalihperankan mereka?

Ada hal yang tak mampu kau paksakan, namun layak diberi kesempatan.
Ada waktu dimana kamu tidak memiliki nasi, dan dicukupkan dengan ketela.
Ada waktu dimana cahaya lilin sesaat mampu menggantikan lampu yang mati.
Ada kalanya dimana bulan harus hadir untukmu disaat matahari tenggelam di ufuk timur.

Namun, ada hal lain juga.
Ada yang tercipta utuh dan berperan utuh.
Ada yang hanya mampu mendalami penokohannya sendiri, bukan yang lain.
Ada peran utuh yang tidak memiliki peran pengganti.
Ada sesuatu yang tak mampu dialihperankan.
-NadyaJeihanR, 22 Nov 2011
Teruntuk para 'pendengar'


"Jika dia hadir sebelum kalian, dan kalian ada disaat ia pergi. Kalian dan dia membawa masing-masing keutuhannya.
Menempati ruang perannya--penokohannya masing-masing. Dan kalian dan dia merupakan dua hal yang diciptakan berbeda.
Memiliki tugas yang berbeda. Hanya satu, jika aku yang merasa. Hanya melarut disaat aku yang turut hadir.
Kalian tak bisa--tak perlu menjadi dia, begitu pula sebaliknya.
Kalian tak bisa--tak perlu mendalami perannya, begitu pun sebaliknya.
Karena kalian dan dia ialah sesuatu yang tak mampu dialihperankan."

No comments:

Post a Comment