Saturday, August 11, 2012

Saya tidak akan berhenti menulis, tidak lagi. Tapi tidak di sini.

Tulisan; dimana perasaan merasuk ke dalam kata, membangun rumah dan wadah mereka. Dimana tulisan mampu membuatmu membaca, mendengar, dan melihat dalam satu waktu.


Tetaplah jatuh, tetesan hujan. Biarkan ceritamu mengalun dalam diam. Bukan menghapus, maupun melupakan. Karena waktu sekalipun takkan menghapus kisahmu yang tertulis di sini. Dan aku akan tetap menulis, di sana. Dan perlahan melangkah pergi...

Friday, December 30, 2011

Sebuah Pengakhiran

Sebuah pengakhiran.
Bagai senja yang menutup hari,
Mungkin pengakhiran ini hanya sekejap.
Menyapamu, untuk kemudian pergi.

Saya hanya ingin berbagi sebuah kisah hidup saya.
Tentang... Menulis.

Jujur saja,
Butuh keberanian besar untuk saya kembali kesini.
Dan saya pernah berkata,
"Menulis. Betapa rindu, betapa butuh, betapa saya tahu saya tidak boleh kembali kesana."
Saya menulis bukan untuk ajang pamer, atau unjuk bakat mungkin.
Sekali lagi,
Saya menulis karena hanya dengan ini hati saya mampu berbicara.
Mungkin ini sebuah pengakhiran saya menulis disini.
Saya trauma, jujur saja.

Dan satu hal lagi,
Sebuah percakapan singkat antara saya dan diri saya. Dengan kata hati saya, mungkin.

"Saya merasa saya bukan apa-apa, bukan pula bagian dari dunia ini. Seakan apa yang saya lakukan hanya berujung tidak lebih dari tiada."


"Tidak, masih ada yang bisa kamu lakukan, masih ada hal yang mampu kamu lakukan. Ada cara bersedih, menangis, kecewa, bahagia, tertawa yang lebih baik. Puisi. Kembali kesana, bukankah itu yang kamu bilang satu-satunya cara hati berkomunikasi?"


"Lantas apa? Jika puisi hanya lautan huruf dan tanda baca. Lantas apa jika menulis puisi hanya berujung sakit? Lantas apa jika menulis puisi hanya dipandang negatif? Lantas apa jika saya menulis puisi jika hanya dianggap salah? Bukankah puisi itu lahir dan kata-kata itu menetas, menetes dan kemudian mengalir dari hati saya? Bukankah saya juga memiliki hak untuk sekedar bersuara? Bukankah saya juga masih hidup? Bukankah saya juga boleh menulis Bukankah ini saya yang memiliki diri saya dan hidup saya? Sungguh, saya menulis dan berpuisi karena inilah sisi lain saya... Bukan untuk berkompetisi atau apapun."


"Menulislah. Apa yang kamu rasakan, tulis. Apa yang kamu alami, tulis. Tapi mungkin ada tempat yang memang lebih baik untuk menyimpan tulisanmu. Jangan berhenti menulis, Nadya. Karena dengan menulis akan menjadikan suatu bukti, sebuah saksi bahwa kamu pernah ada di dunia, bahwa kamu pernah nyata, bahwa hidupmu pernah ada, bahwa kisahmu memang pernah bernafas di dunia... Ketika kamu meninggalkan dunia ini kelak. Tulis semuanya suarakan semua hal yang bisu. Hidupkan kisah yang mati. Nyalakan sinar yang padam. Hanya dengan menulis... Menulis bagimu merupakan kontribusimu dalam hidup, sebuah dedikasimu kepada dirimu dan hidupmu. Jangan pernah berhenti menulis, Nadya."


Terimakasih, Raindropstales.
Untuk segalanya. Ya, untuk segalanya.
Dan kamu, akan tetap menjadi bagian dariku.
Karena kamu menyimpan sebagian bukti bahwa, aku ada.




Semoga ini memperjelas keadaan.
Maaf untuk Anda.
Tapi satu, saya tidak ingin ikut campur apapun tentang hidup Anda.
Dan tolong, jangan pinta saya untuk berhenti menulis.
Betapa Anda sudah membuat saya trauma.... Akan menulis.
Dari hati, sebagai sesama yang mempunyai hati.
Maaf&Terimakasih.

Tuesday, November 22, 2011

Untuk para 'pendengar'

Terlalu banyak merepotkan,
Teruntuk para 'pendengar' itu, ada hal yang tidak bisa langsung dikatakan.
Karena lisan terlalu sukar digerakkan ketika kedua mata ini, menangkap kasih sayang, perhatian, dan kesedihan yang tercermin di masing-masing sepasang bola mata milik kalian.
Aku tidak perlu menjelaskan lagi, berargumen, berdebat dengan suara-suara pikiran kalian.
Apa yang kalian sampaikan hari ini, diterima dengan baik oleh pikiran ini tidak seperti hari-hari sebelumnya. Tunggu pikiran ini mencernanya, dan mengaplikasikannya kelak. Butuh waktu.
Tidak ada peluh tetes itu lagi yang ingin tertuang dalam pembicaraan itu.
Kita hanya perlu hadir, biarkan siapa yang memulainya, siapa yang mulai berkata terlebih dahulu.
Biar yang lain cukupkan dengan mendengar, jika kita tak mampu berkata, buat apa dipaksakan? Hanya mendengar saja sudah lebih baik dari itu.
Jika yang berkata meminta untuk direaksikan perkataannya, maka bukalah mulut kita, berkata apa yang harusnya dikatakan.
Walau sebenarnya, diam yang mengudara diantara kita juga sudah turut berkata-kata.
Terimakasih, terimakasih karena telah menjadi 'pendengar' itu.

#27
Ada yang bilang,
Bahwa segenggam padi mampu digantikan satu buah ketela.
Ada yang bilang,
Dimana lilin mampu menggantikan cahaya lampu yang mati.
Ada pula yang bilang,
Bahwa bulan merupakan jelmaan matahari di malam hari.

Ada yang bilang,
Mati satu, maka tumbuhlah satu yang lainnya sebanyak seribu.
Ada yang bilang,
Sebungkus permen hanyalah wujud lain dari koin-koin yang kau miliki.
Dan ada yang bilang,
Bahwa kupu-kupu hanyalah ulat yang bermetamorfosa.

Tapi, tidakkah kamu mau merenung?
Apakah rasa segenggam padi akan sama dengan ketela?
Apakah terang yang diberikan seberkas lilin akan sama dengan satu lampu utuh?
Apakah sinar rembulan akan selalu setia menemani malammu? Layaknya sang mentari yang tiada lelah menyinarimu sepanjang hari.
Semua terlihat saling menggantikan, namun apakah semua itu utuh terganti?

Jika secangkir kopi kamu ibaratkan secangkir kehidupan,
Jika gula ialah gula, jika creamer tetaplah creamer,
Jika gula berperan sebagai pemanis,
Dan jika creamer menjadi pelengkapnya,
Mampukah kamu mengalihperankan mereka?

Jika semua perempuan pasti seorang ibu, dan lelakinya seorang ayah.
Mampukah seorang perempuan menggantikan peran ayah?
Dan mampukah seorang lelaki menjadi ibu?
Bukankah perempuan dan laki-laki juga sudah mempunyai perannya masing-masing?
Apakah kamu mampu mengalihperankan mereka?

Ada hal yang tak mampu kau paksakan, namun layak diberi kesempatan.
Ada waktu dimana kamu tidak memiliki nasi, dan dicukupkan dengan ketela.
Ada waktu dimana cahaya lilin sesaat mampu menggantikan lampu yang mati.
Ada kalanya dimana bulan harus hadir untukmu disaat matahari tenggelam di ufuk timur.

Namun, ada hal lain juga.
Ada yang tercipta utuh dan berperan utuh.
Ada yang hanya mampu mendalami penokohannya sendiri, bukan yang lain.
Ada peran utuh yang tidak memiliki peran pengganti.
Ada sesuatu yang tak mampu dialihperankan.
-NadyaJeihanR, 22 Nov 2011
Teruntuk para 'pendengar'


"Jika dia hadir sebelum kalian, dan kalian ada disaat ia pergi. Kalian dan dia membawa masing-masing keutuhannya.
Menempati ruang perannya--penokohannya masing-masing. Dan kalian dan dia merupakan dua hal yang diciptakan berbeda.
Memiliki tugas yang berbeda. Hanya satu, jika aku yang merasa. Hanya melarut disaat aku yang turut hadir.
Kalian tak bisa--tak perlu menjadi dia, begitu pula sebaliknya.
Kalian tak bisa--tak perlu mendalami perannya, begitu pun sebaliknya.
Karena kalian dan dia ialah sesuatu yang tak mampu dialihperankan."

Saturday, November 5, 2011

Selamat Tinggal! :)

Puisi terakhir untuk blog ini.
Karena puisi-puisi yang sudah gue tulis untuk 2 bulan terakhir tidak akan di post.
Takut pada nangis bacanya, soalnya gue sendiri aja yang bikin nangis ;p

#8

Kepada hujan di hari itu
Yang entah bagaumana mengisakkan segala tangis yang kubendung
Seakan ia membaca pikiranku, ingin meringankan bebannya
Hujan tidak pernah tahu, kemana awan kelabu itu 'kan membawanya
Hujan hanya tahu, ia akan kembali kemana ia bermuara
Ia telah berkelana, melihat dunia
Melintas langit tak berbatas
Ia hanyalah tetes-tetes air dalam tanah
Yang kemudian bermuara pada samudra
Dan menjadi awan kelak
Lalu apa?
Banyak yang tidak kau ketahui akan perjalanan rintik-rintik hujan itu
Dalam tetesnya aku melebur
Membenamkan semua emosiku didalamnya
Berharap tetesnya mampu menghapus air mata ini
Atau sekedar menguapkan semua rindu yang terpendam
Tetaplah basahi daratan kalbu ini
Yang merasakan kemarau berkepajangan
Diamlah sejenak, dengar aku yang ingin mengadu
Berharap kau mampu menjadi penawar akan semua rasa sakit ini
Membawa racun itu melebur bersama bumi
Hingga ia terkubur dan tyak usah kurasa lagi
Tinggalkan aku bersama heningmu
Biar tak ada yang perlu kudengar selain tetes-tetesmu
Biar tak ada yang harus kurasa selain sunyi ini

Hujan,
Dalam bisumu, kudengar tetesan itu bercerita...

NadyaJeihanR, Juli 2011.





Raindropstales tidak akan mati,
Karena hujan akan terus bercerita.
Kamu hanya berubah wujud dan memiliki perjalanan baru.
Kamu hanya akan berpindah.
Raindropstales sudah menjadi sebagian dari diriku.
Nadya dan hujan, dua yang ingin melebur, membaur dan menyatu.
Hujan menjadi saksi bisu untuk semua tangis, tawa, pedih yang kurasa.
Kini, perjalananku di blog sudah kuakhiri.
Namun tidak dengan ceritaku, masih ada dan masih perlu kutuliskan.
Hanya, tidak disini.
Bukan disini tempatnya.
Di jurnal pribadiku, dan di hatiku.

Dalam rindu yang memanggil,
Dalam dinginnya penantian,
Dalam hujan sebagai saksi bisu semua memori.
Raindropstales--Cerita tetesan hujan,
Akan menjadi sebuah bukti kecil bahwa aku--perasaanku pernah ada.
5 November, selamat tinggal.

Pengen curhat

Pengen banget curhat plis. Ini list curhatan gue :
1. KENAPA YA AMPUN YA GUSTI SUSAH BANGET (susah aja~) ngatur keuangan 2 bulan ini tuh?!
2. Kenapa banyak buku sastra bagus? Kenapa deh kenapa sih kenapa yah sebenernya gue cuma harus tinggal beli dan nabung kan tapi plis balik ke point pertama deh coba yah....
3. Kenapa sih kenapa kenapa kenapaaaaa banyak tugas yang harus mengeluarkan uang.... Kan jadi... (baca point pertama).
4. Kenapa harus ada pulsa? Kenapa? KENAPA? Kenapa pulsa harus habis dan nantinya gue harus beli pulsa dan nantinya harus bayar dan jadi... (baca point pertama, lagi).
5. COLDPLAY ke Indonesia ntar Januari, iya ntar Januari... Bulan ultah gue, gue pengen banget nonton ini mah bukan pengen aja. Gue pengen nabung, gue harus nabung, tapi plis baca curhatan gue yang point pertama lagi deh yah...
6. Gue GAJIAN bosssss!!! Asik kan? Meski hanya setaun sekali :') Uangnya baru kepake seperenamnya buat nraktir anak US yang pada nagih dengan cara bersikap manis semanis gue dan memanjakan gue seharian selama jam pertama les... Gilak memang mereka. Tapi tetep aja.... Baca point pertama lagi deh.
7. BANYAK HAL YANG INGIN SEKALI DIBELI DAN BANYAK HAL YANG HARUS DIPERSIAPKAN DAN INGIN SEKALI MENABUNG, TAPI TOLONG YA........... Baca point pertama curhatan gue lagi, puhlisssssss :(


Btw,
Padahal,
Gue,
Vice President of Finance nya CEPot'S. (sombongdikitajaaaaa).
Yaa Tuhan inilah yang dinamai dan menamai dirinya sendiri sebagai...
Cobaan.

Semoga uang tidak berkelanjutan kayak lagunya Bruno Mars yang berjudul Grenade...
"Easy come, easy go..."

Tapi seperti lagunya Secondhand Serenade yang...
"Stay close, don't go..."

Salam untuk uang yang bersemayam di dompet manusia di seluruh dunia,
Semoga tiada jarak diantara kita,
Dari yang membutuhkanmu,
Dari yang nanti akan mengurusmu,
Nadya Jeihan R., Vice President of Finance.

$_$