De Javu. Aku terdiam dan berfikir, apakah semua ini benar-benar harus terjadi padaku lagi? Masa-masa yang tak pernah ingin ku kenang, ku ingat, terlebih lagi untuk ku ulang. Tapi pada kenyataannya, masa itu kembali lagi.
Hancur. Aku ingin pergi, aku ingin menghilang, aku ingin.. Aku hanya tidak bisa menerima kenyataan itu. Aku terhempas begitu jauh. Sakit, seperti anak kecil yang terjatuh pada saat ia belajar untuk berdiri. Tapi, bukankah ini semua sudah terlanjur nyata? Sakit itu, walaupun kau tidak melihat bekas lukanya di sekujur tubuh, namun apakah kau melihat? Sesuatu dibalik tatapanku itu, mungkin kau bisa melihat bibir yang membentuk sebuah simpul manis itu, namun tidakkah kau melihat cahaya di mataku yang meredup? Disaat aku bersedih, mungkin bibir itu bisa saja menutupi kesedihanku, namun tidak dengan mata ini.
Mungkin ini semua salahku, karena membiarkan semua ini terjadi. Karena aku telah membuat banyak orang terperangkap di jaring laba-laba itu. Dan.. Jika aku kehilangan mereka, mungkin itu resiko dari semua ini. Tapi Tuhan, mengapa aku masih belum bisa mengikhlaskan semua ini? Mengapa hati ini masih saja bertanya-tanya 'Mengapa harus seperti ini?'. Tuhan, maafkan aku yang telah menyalahi takdirmu.. Hhh.
Aku hilang. Cahaya itu kini redup. Taukah kau apa yang lebih menyakitkan? Aku tahu aku memiliki mereka disisiku, namun aku tak ingin lebih banyak orang lagi yang terperangkap jaring laba-laba itu. Mungkin dengan diri sendiri akan lebih baik, meskipun aku membutuhkan mereka.. Namun aku tak bisa egois.
Kehilangan, sangat menyakitkan. Membuatmu terpuruk. Membuatmu harus memilih. Membuatmu harus merelakan mereka yang engkau sayangi.. Pergi.
Pernahku mendengar nyanyian yang berbunyi,
"Rasa kehilangan hanya akan ada jika kau pernah merasa memilikinya.."
No comments:
Post a Comment